Home / Lingkungan / Cerita Ruas Jalan Rusak di Tengah Kekayaan Berlimpah 'Negeri Petro Dollar''
Cerita Ruas Jalan Rusak di Tengah Kekayaan Berlimpah 'Negeri Petro Dollar''

Lokasi trotoar Jalan ambrol ini tak jauh dari rumah Ketua DPRD Bengkalis, Khairul Umam. Foto Sah.
Duri, katakabar.com - Matahari perlahan dua puluh derajat dari sebelah timur mengiringi laju Jarum Arloji Tangan menunjukkan pukul 07.15 WIB, di penghujung Bulan November 2021. Meski masih terbilang pagi, tapi aktivitas masyarakat di "Negeri Petro Dollar" nama lain dari daerah Duri yang berada di jalur lintas utara Sumatera lumayan sibuk, ditandai ragam kenderaan padat lalu lalang di Jalan aspal hotmix di kawasan pertigaan Kangen, palang pintu atau akses keluar masuk dari dan ke lokasi perumahan PT Pertamina Hulu Rokan eks peninggalan perusahaan raksasa dunia, PT Chevron.
Padatnya kenderaan yang melintas setiap pagi di hari kerja dari Senin hingga Jumat di kawasan palang pintu ke lokasi perumahan PT Pertamina Hulu Rokan sudah lumrah, begitu dari dulu saat masih PT Chevron yang kelola blok rokan.
Tapi, hati rada dongkol saat mata tertuju kepada buruknya sarana transportasi di daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), di perut dan di permukaan bumi minyak, membuat ragam kenderaan baik roda empat dan roda dua terpaksa zig zag saat melintas pas di pertigaan ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama Negeri (SMPN) bernama satu.
Usut punya usut, ragam kenderaan itu zig zag lantaran menghindari 'jebakan batman' pas dipertigaan ke sekolah milik pemerintah.
Bagi pengemudi kenderaan bermotor yang melintas, menghindari ruas jalan aspal hotmix yang berlubang menganga suatu keharusan. Kalau tidak hati-hati dan tidak mengindar, bahaya mengintai kecelakaan tak terhindarkan nyawa bisa melayang, terutama pada jam sibuk, seperti pagi jelang anak didik masuk sekolah, dan pulang dari sekolah.
Ruas jalan aspal hotmix berlubang di pertigaan ke SMPN 1 Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Duri Kabupaten Bengkalis sudah lumayan lama. Kalau tak salah kurun setahun belakangan ini.
"Ada dua lubang rada dalam dan diameter lumayan lebar berdekatan di titik ruas jalan aspal hotmix pas di pertigaan itu. Kalau tak hati-hati saat melintas, terutama memutar kenderaan ke arah sekolahan bisa terjadi hal-hal tak diinginkan," ujar seorang wali murid tak mau ditulis namanya saban hari melintas antar jemput anak sekolah kepada katakabar.com.
Bergeser ke arah simpang perempatan Jalan Mawar akrab terdengar di telinga bernama simpang Telkom Duri. Di sana, tak jauh dari tumah Ketua Dewan Perwakil Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkalis, Khairul Umam trotoar bagi pejalan kaki, persis sebelah kiri dari arah simpang lampu merah di depan salah satu waruang ambrol.
Tampak benner ukuran kecil rambu-rambu peringatan bagi pengguna Jalan bertuliskan, 'hati-hari melintasi sekitar jalan ini'.
Trotoar jalan bagi pengguna jalan ambrol sudah bertahun lama tak kunjung diperbaiki oleh dinas terkait, meski tak jauh dari rumah Ketua DPRD Bengkalis.
Apakah Ketua DPRD Bengkalis melihat ambrol trotoar Jalan Mawar Duri? Andai Politikus Partai Keadilan Sejahtera tak melihatnya, terlalu. Pepatah lama ini pas dialamatkan kepada Ketua DPRD Bengkalis, 'Gajah Dipelupuk Mata Tak Tampak Semut di Seberang Lautan Tampak'.
Bergeser ke kawasan Jalan Nusantara 1, jalan alternatif dari arah Jenderal Sudirman ke Jalan Hang Tuah atau sebaliknya, persis di depan masjid ruas aspal hotmix box culvert sudah rusak. Anak-anak muda sudah sering turun ke jalan memperbaiki ruas jalan rusak demi keselamatan kenderaan dan pengguna jalan yang melintas.
Selanjutnya, ruas Jalan Obor Utama akses ke kawasan pasar Dewi Sartika Duri. Aspal hotmix jalan sudah berlubang berganti krikil. Jalan Obor Utama rusak sudah lumayan lama telah membuat resah masyarakat, khususnya kaum hawa yang menunggangi roda dua melintas mau belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar tradisional Duri.
Selain itu, ruas Jalan HR Soebrantas Duri nasibnya sama berlubang di titik tertentu membuat para pengendera mesti waspada agar tidak terperosok ke dalam 'jebakan batman'.
Jalan Hang Tuah salah satu jalan protokol 'Kota Duri" multi fungsi sebagai Jalan Nasional sama saja, sudah jadi pemandangan yang biasa berlubang dan bergelombang.
Meski ruas jalan aspal hotmix yang berlubang dan begelombang dilakukan perbaikan secara berkala, tak mampu manahan beban kenderaan-kenderaan berat melebihi tonase daya dukung jalan saban hari melintas.
Buruk sarana transportasi di daerah penghasil minyak hitam, Duri sudah puluhan tahun lamanya jadi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau dan Republik Indonesia membuat miris, sebab tak sebanding dengan sumbangannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Harapannya masyarakat cuma satu, para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan di republik ini bisa lebih memperhatikan Duri, pemilik empat kecamatan, yakni Mandau, Bathin Solapan, Pinggir dan Talang Muandau di segala bidang.
Komentar Via Facebook :