Home / Lingkungan / 'Ciuniang Nurantih' Dilepasliarkan
'Ciuniang Nurantih' Dilepasliarkan
Sumatera Barat, katakabar.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Infonesia, lewat Balai Besar Taman Nasional (TN) Kerinci Seblat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, bersama Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dan Yayasan Sintas Indonesia, melaksanakan pelepasliaran seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina bernama “Ciuniang Nurantih” di kawasan TN Kerinci Seblat, pada Minggu (28/2), kemarin.
Harimau berumur sekitar 2,5 tahun tersebut korban konflik satwa liar yang terjadi di Jorong Surantih, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat pada 13 Juli 2020 lalu.
Tim rescue satwa liar BKSDA Sumatera Barat berhasil mengevakuasi harimau, dan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Nagari Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujuhan, Dharmasraya, Sumatera Barat.
Dari 14 Juli, 'Ciuniang Nurantih' menjalani serangkaian pemeriksaan Kesehatan oleh Tim Medis PR-HSD ARSARI yang dipimpin Drh. Kartika Amarilis untuk memastikan kondisinya secara fisik maupun psikis, dan telah siap dilepasliarkan.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, di Jakarta menjelaskan, pemerintah bersama para pihak terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.
Saat konflik terjadi ujar Wiratno, sering satwa liar menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat harimau. Apabila daerahnya area rawan konflik segera laporkan ke BKSDA terdekat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar.
“Kami berterima kasih kepada Yayasan ARSARI Djojohadikusumo atas kerjasama yang baik dalam melakukan perawatan terhadap 'Ciuniang Nurantih' hingga dilepasliarkan. Kami berharap harimau yang telah dilepasliarkan nantinya dapat beradaptasi secara baik di habitat alaminya sehingga kelestarian populasinya tetap terjaga di masa yang akan datang,” kata Wiratno.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tergolong jenis satwa dilindungi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 dan menurut International Union for Concervation of Nation (IUCN) termasuk daftar merah satwa terancam punah dengan status kritis (Critically endangered).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Lugi Hartanto menimpali, sejak diselamatkan dari lokasi konflik, kondisi kesehatan dan perilaku 'Ciuniang Nurantih' terus dipantau bersama tim PR-HSD ARSARI. Kegiatan pelepasliaran satwa dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dengan menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan dampak negatif baik pada satwa, habitat serta masyarakat sekitar.
Balai Besar TN Kerinci Seblat sambut baik upaya pelepasliaran Ciuniang kembali ke alam.
Plt Kepala Balai Besar TNKS, Pratono Puroso telah membentuk tim dan melakukan ground check kelayakan lokasi release bersama BKSDA Sumbar dan menyatakan bahwa kawasan TNKS memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera.
“Tugas penting yang perlu dilakukan pemantauan dan monitoring pasca pelepasliaran untuk memastikan Ciuniang aman dan nyaman di 'rumah baru', ulas Pratono.
Pelepasliaran kali ini mendapat dukungan dari Kementerian Pertahanan RI berupa bantuan Helikopter Super Puma NAS 332 untuk translokasi 'Ciuniang Nurantih' dari lokasi Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI sampai lokasi lepas liar.
Penggunaan helikopter ini tidak cuma umempersingkat waktu perjalanan, tapi untuk memastikan lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera tersebut terjamin keamanannya bagi satwanya dan tidak terjangkau oleh manusia.
Selain penggunaan helikopter menuju lokasi pelepasliaran, GPS Collar telah dipasangkan oleh tim PR-HSD ARSARI bersama dengan Balai KSDA Sumatera Barat dan mitra SINTAS (Save Indonesian Nature and Threatened Species).
“GPS Collar ini dimaksudkan untuk memantau pergerakan dari Ciuniang, sebagai antisipasi apabila ia terpantau mendekati pemukiman," beber Direktur Eksekutif Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD), Catrini Pratihari Kubontubuh.
Ketua YAD, Hashim Djojohadikusumo memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung lepas liar ini.
“Kami bangga di awal tahun dengan kondisi sulit di masa pandemi ini kita masih bisa saksikan kembalinya satwa liar ke habitat alaminya”, sebut Hashim.
Komentar Via Facebook :