Home / Profil / Keukeuh...
Keukeuh...
Sepintas, orang bakal beranggapan kalau lelaki bertubuh mungil itu cuma pegawai biasa di kantor Bupati Pelalawan. Bisa jadi kepala desa atau pegawai kecamatan yang sedang punya urusan di sana.
Sebab lelaki yang jauh lebih muda dari usianya itu lagi asyik nangkring di kantin sebelah timur Kantor Bupati, bersama puluhan wartawan, sambil menyeruput kopi panas.
Tapi setelah benar-benar ditengok di dada kanannya, barulah ketahuan kalau lelaki tadi adalah orang nomor satu di "Negeri Seven Gost" itu; HM Harris.
Bukan kali itu Harris nangkring bersama banyak orang di tempat biasa. Lebih dari itu sering dia lakukan. Mulai dari menyetiri tamu, hingga menggeber sendiri speedboat meliuk di aliran Sungai Kampar menuju Danau Kajuit.
Tak aneh sebenarnya jika bekas Ketua DPRD Pelalawan ini seperti itu. Pertama, perjalanan hidup yang teramat pahit telah membikin selera kampungnya bertahan hingga sekarang.
Itu pula yang kemudian membikin di mana saja dia nangkring, cocok saja dengan menu yang ada, termasuk ubi rebus atau pisang rebus sekalipun.
Menu yang satu ini malah sering jadi camilan ayah tiga anak itu di dalam mobil dinas, saat bepergian keliling kampung. Camilan itu ditemani permen jadul bernama heks.
"Enggak ada yang musti dispesialkan meski saya Bupati. Ini menyangkut kebiasaan saja kan? Dari kecil saya sudah terbiasa hidup susah. Saat berumah tangga malah pernah 7 kali bangkrut. Jadi saat punya jabatan kayak sekarang, enggak ada yang berubah dan enggak ada yang musti dirubah. Yang berubah itu paling cara berfikir. Sebab yang diurusi banyak orang, yang sedang saya jalankan amanah, itu saja," katanya.
Bagi Harris, ngobrol dengan siapa saja menjadi kebutuhan. Makanya kalau saban hari orang banyak datang ke rumah maupun rumah dinasnya, dia malah senang.
"Dari mereka saya banyak dapat masukan. Dan dari mereka saya banyak dapat informasi. Satu hal yang lebih penting, silaturrahim tetap terjaga. Biar saat dan setelah saya jadi pejabat, enggak ada yang berubah," ujarnya.
Gara-gara bergaul tanpa batas dan nangkring di "sembarang" tempat tadilah kemudian orang tak pernah sungkan mendekati lelaki ini, dimanapun dan kapanpun. Senyumnya yang khas membikin orang langsung berasa nyaman.
Di balik kebiasaan sederhana tadi, Harris adalah lelaki petarung. Tujuh kali merasakan bangkrut tak pernah membikin dia patah arang.
Mental semacam ini pula yang menjadikan dia keukeuh membikin Pelalawan lekas maju. Prinsip "Enggak Ada Yang Mustahil" membuat banyak orang geleng kepala.
Misalnya saat dia keukeuh membangun pembangkit listrik tenaga mesin dan gas di Langgam. Semula banyak orang enggak percaya kalau dia bisa mewujudkan itu. Apalagi saat itu, ada sejumlah pembangunan pembangkit listrik di Riau yang mangkrak bertahun-tahun. Orang semakin pesimis.
Tapi kekeukeuhan Harris itu akhirnya terbukti. Dia, akhirnya tercatat sebagai kepala daerah yang mampu membangun dan menghidupkan pembangkit listrik tenaga mesin dan gas dalam tempo kurang dari setahun. Uniknya, tak ada duit APBD Pelalawan yang dia rogoh untuk menghadirkan 15 mesin pembangkit yang berjejer di komplek Langgam Power di jalan lintas Pangkalan Kerinci-Langgam itu.
Kemampuan Harris ini sempat membuat bekas Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Marjan A Iskandar geleng-geleng kepala waktu meresmikan pembangkit listrik itu empat tahun lalu. "Baru tahun lalu kita ngobrol soal pembangkit, eh sudah jadi," katanya.
Gara-gara pembangkit ini, rasio elektrifikasi --- jumlah masyarakat yang sudah menikmati aliran listrik --- Pelalawan di tahun 2013 yang hanya 34,41 persen, melonjak menjadi 75,23 persen tiga tahun kemudian.
Kemampuan semacam ini tentu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Riau yang sampai sekarang selalu ngenes bila sudah cerita soal listrik.
Sebab bagi masyarakat, listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Selain untuk penerangan di rumah, listrik sudah menjadi sumber energi utama bagi ragam aktivitas usaha mereka. Listrik telah memunculkan multi dampak yang luar biasa.
Secara sumber daya alam, Riau punya kemampuan untuk menghasilkan setrum yang lebih dari cukup untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Riau hingga ke pelosok. Sebab Riau punya cadangan gas yang luar biasa untuk dipakai sebagai bahan bakar pembangkit.
Sayangnya Harris bukan Gubernur Riau. Dia hanya Bupati Pelalawan yang cuma punya kewenangan di wilayahnya. Beda kalau suatu saat, masyarakat memang meminta Harris untuk memimpin Riau. Maka krisis listrik di Riau daratan dan pulau akan segera teratasi. Sebab dia punya lebih dari cukup strategi dan koneksi untuk mewujudkan itu, termasuk memanfaatkan angin dan air laut di pulau-pulau menjadi sumber energi listrik.
"Hehehe...garis tangan semua orang sudah ditetapkan. Saya enggak pernah bermimpi menjadi Bupati, apalagi jadi gubernur. Bagi saya, jika amanah diberikan kepada saya, saya akan jalankan sungguh-sungguh. Itu saja," katanya. Raut muka lelaki ini nampak tenang tapi serius.
Itu baru cerita soal listrik. Masih ada sederet gebrakan besar lagi yang kemudian menjadi cerita menarik, dalam perjalanan hidup Harris...(bersambung)
Komentar Via Facebook :