Home / Pendidikan / Menristek: Cuma 10% Riset Kampus Diterima Pasar & Industri
Menristek: Cuma 10% Riset Kampus Diterima Pasar & Industri
Yogyakarta, katakabar.com – Meski ada ratusan riset dipatenkan setiap tahun, sektor pasar dan industri di Indonesia hanya menerima kurang dari 10 persen penelitian untuk dikembangkan. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mendorong universitas memberi perhatian hal itu.
Pernyataan ini disampaikan Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di Hotel Harper, Kota Yogyakarta, Selasa (7/1). Bambang membuka silaturahmi nasional Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (LPPM PTMA) .
“Terus terang, setiap tahun ada ratusan paten hasil riset, namun kurang 10 persen dari jumlah itu yang diterima oleh pasar maupun industri. Ini artinya apa yang diteliti, terutama di universitas, masih belum nyambung dengan apa yang dibutuhkan masyarakat,” kata Bambang.
Untuk memperbaiki hal itu, Bambang meminta universitas merumuskan ulang kebijakan penelitian, menyangkut anggaran, waktu, materi riset, dan penghargaan untuk peneliti.
“Riset di universitas harus matching dengan kebutuhan pasar. Dosen yang diminta rektorat memimpin bidang riset harus diberi sedikit waktu untuk mengajar. Salah satu rendahnya keberhasilan riset oleh universitas karena dosen sibuk mengajar. Kita harus akui itu,” ujarnya.
Bambang juga menyatakan, riset di universitas tidak lagi untuk kepentingan pribadi atau peneliti. Riset itu harus berujung pada inovasi sehingga bisa mendunia, seperti produk Samsung dari Korea Selatan.
“Sampai sekarang, Indonesia belum memiliki hasil riset yang masuk industri dan dikenal dunia. Tahap riset kita masih berhenti pada purwarupa saja, tanpa pernah dikembangkan ke arah kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
Meski prihatin, Bambang mengapresiasi semakin banyak universitas swasta yang melakukan riset mandiri. Tahun lalu, dari 47 universitas penghasil riset terbanyak, hampir separuhnya adalah universitas swasta.
Dari daftar tersebut, ada tiga perguruan tinggi Muhammadiyah yaitu Univeritas Muhammamdiyah Surakarta di peringkat 27, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta urutan ke-34, dan Universitas Muhammadiyah Malang urutan ke-39.
Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Harun Joko Prayitno bersyukur atas capaian itu.
“Yang lebih penting dari capaian ini, Majelis Dikti Litbang terus mendorong program pengabdian dan riset ini menjadi komponen penting yang mampu memajukan universitas. Seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah menaruh komitmen kuat untuk penelitian,” jelasnya.
Komentar Via Facebook :