Home / Kesehatan / Soal Masker Kain, Ini Penjelasan Pakar UGM
Soal Masker Kain, Ini Penjelasan Pakar UGM
Katakabar.com - Kelangkaan masker medis membuat masyarakat biasa disarankan untuk memakai masker kain agar tak terhindar dari virus Corona. Namun dengan menggunakan masker kain, bukan berarti penggunanya terhindar dari penularan virus Corona begitu saja.
Dokter sekaligus Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT FKKMK UGM Dr. dr. Bambang Udji Djoko Rianto, Sp. THT., M.Kes., mengatakan penggunaan masker kain kurang efektif dalam mencegah penularan COVID-18 dan hanya bisa digunakan sebagai alternatif terakhir.
“Masker kain tidak dapat memproteksi masuknya partikel. Penetrasi masuknya partikel kalau pakai masker kain ini 97 persen bisa tembus masker. Perlindungannya hanya 3 persen saja,” ujar Bambang dilansir dari Ugm.ac.id pada Selasa (14/4).
Menurutnya, masker kain tidak bisa memberi perlindungan layaknya masker bedah yang terdiri dari tiga lapis. Berikut selengkapnya:
Tidak Seperti Masker Bedah
Menurut Bambang, masker kain tidak memiliki perlindungan seperti masker bedah yang terdiri dari tiga lapis. Masker bedah terdiri dari lapisan luar yang berfunsi melindungi droplet, lapisan tengah sebagai filter kuman, dan lapisan dalam berfungsi menyerap cairan yang keluar dari mulut pemakai.
Sementara itu, masker yang dibuat dari kain biasa masih bisa membuat virus menempel di sela-sela pori kain. Masker N95 memiliki kualitas paling baik. Namun penggunaannya tidak disarankan bagi orang sehat karena bisa menyebabkan kesulitan bernapas.
Peluangnya 13 Kali Lebih Besar Tertular Virus
Bambang menyampaikan sebuah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan efektivitas penggunaan masker bedah dengan masker kain. Dilansir dari Ugm.ac.id, dalam sebuah penelitian di Hanoi, terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara penggunaan masker bedah dan masker kain dalam mencegah infeksi saluran pernapasan maupun saluran virus.
Hasilnya sangat luar biasa. Ternyata orang yang pakai masker kain kemungkinan menderita infeksi saluran pernapasan dan infeksi virus 13 kali lebih besar dibandingkan dengan memakai masker bedah. Ini jelas berbahaya sekali, ujar Bambang dilansir Ugm.ac.id pada Selasa (14/4).
Harus Dilapisi Tisu
Bambang menjelaskan kalau virus Corona jenis baru itu memiliki ukuran kecil, yaitu 0,125 mikrometer atau 125 nanometer. Sementara itu, kain tidak memiliki kerapatan yang cukup dalam menyaring partikel yang sangat kecil.
Akan tetapi Bambang menyarankan melapisi masker kain dua lapis itu dengan tisu di tengah-tengahnya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pelindung terhadap kemungkinan masuknya partikel ke dalam masker.
Memang sampai sekarang belum ada riset yang meneliti efektivitas penggunaan masker kain tiga lapis ini. tapi kan logikanya kalau lebih rapat jadi lebih bisa memproteksi diri dari infeksi virus, jelas Bambang dilansir Ugm.ac.id pada Selasa (14/4).
Alternatif Terakhir untuk Melindungi Diri
Bambang menegaskan bahwa masker kain adalah alternatif terakhir untuk melindungi diri dari ancaman penularan virus COVID-19.
"Faktor lain yang harus diketahui terlebih dahulu adalah physical distancing, menghindari kerumunan, rajin cuci tangan dengan sabun, dan menjaga kebersihan. Patuhi physical distancing untuk membantu memutus penularan COVID-19," ujar Bambang dilansir Ugm.ac.id pada Selasa (14/4). Merdeka.com
Komentar Via Facebook :