Home / Nasional / Harga CPO Naik 0,22 Persen, Ini Faktor Pengungkit Kenaikan Referensi CPO
Harga CPO Naik 0,22 Persen, Ini Faktor Pengungkit Kenaikan Referensi CPO

Foto Istimewa/katakabar.com.
Jakarta, katakabar.com - Harga referensi minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) di periode paruh dua hingga penghujung November 2023 naik US$1,61 jadi US$750,54 per ton.
Harga itu meningkat 0,22 persen dibanding harga referensi CPO di periode awal hingg paruh dua November 2023 lalu sebesar US$748,93 per ton.
Naiknya harga referensi CPO menjauhi ambang batas US$680 per ton, makanya pemerintah mengenakan bea keluar (BK) CPO sebesar US$18 per ton dan pungutan ekspor (PE) CPO sebesar US$75 per ton untuk ekspor selama paruh kedua November 2023.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Budi Santoso menuturkan, sumber harga untuk penetapan harga referensi CPO didapat dari rata-rata harga di Bursa CPO Indonesia selama periode 25 Oktober 2023 hingga 9 November 2023 sebesar US$734,6 per ton, Bursa CPO Malaysia sebesa US$766,49 per ton, dan Pasar Lelang CPO Rotterdam sebesar US$820,68 per ton.
Dijelaskannya, dalam Permendag Nomor 46/2022 menetapkan, bila terdapat perbedaan harga rata-rata dari tiga sumber harga lebih dari US$40, maka perhitungan harga referensi CPO menggunakan rata-rata dari dua sumber yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median. Jadi, pada periode dua pekan kemarin, harga yang cenderung relevan satu sama lain, yakni harga CPO di Bursa Indonesia dan Bursa Malaysia.
"Sesuai perhitungan tersebut ditetapkan HR CPO sebesar US$750,54 per ton," ujar Budi lewat keterangan resmi, memasuki pekan ketiga November 2023, dilansir dari laman bisnis.com, pada Senin (20/11).
Budi membeberkan
Ada sejumlah faktor menjadi pendorong kenaikan harga referensi CPO, beber Budi, salah satunya dengan adanya proyeksi penurunan produksi kelapa sawit di Indonesia.
Selain itu, terdapat peningkatan permintaan minyak nabati dari Tiongkok sebagai negara konsumen utama produk CPO beserta turunannya," cerita Budi.
Diketahui, penetapan BK CPO pada periode 16 hingga 30 November 2023 tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. Nomor 71 Tahun 2023, kolom angka tiga lampiran huruf C yaitu sebesar US$18 per ton.
Sedang, aturan besar PE CPO periode 16 hingga 30 November 2023 sebesar US$75 per ton tertuang pada kolom angka 3 lampiran huruf C, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.05/2022 jo. Nomor 154/PMK.05/2022.
Sisi lain, harga minyak kelapa sawit diprediksi mampu tembus US$1.000 per ton di tahun depan.
Direktur Eksekutif, ISTA Mielke Gmbh Thomas Mielke (Oil World) menimpali, ketidakpastian global akibat isu geopolitik dan defisit produksi akibat El-Nino telah memberikan peluang untuk kenaikan harga minyak nabati secara global. Menurutnya harga minyak sawit di bursa Malaysia saat ini sekitar US$810 - US$820 per ton telah mendekati harga terendahnya.
"Dalam 4 hingga 6 bulan ke depan hasil analisis kami adalah harga akan naik setidaknya U$100, bahkan lebih dari US$150-US$200," ujar Thomas di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC), di pekan pertama November 2023 lalu.
CEO dan Founder Transgraph, Nagaraj Meda menyebutkan, produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada 2023 diprediksi mencapai 47,35 juta ton, dan 2024 diperkirakan produksi turun menjadi 45,14 juta ton. Adapun, produksi minyak kelapa sawit di Malaysia pada 2023 diperkirakan sebesar 18,33 juta ton dan 17,54 juta ton pada 2024.
"Pada 2024, ekspor (minyak sawit) Malaysia dan Indonesia diprediksi hanya 39,6 juta ton, menurun dibandingkan 2023 mencapai 42,92 juta ton karena El Nino," ulas Nagaraj.
Harga RBD Palm Olein diprediksi, tambah Nagaraj, bakal diperdagangkan pada harga US$1.000 dalam 3 hingga 4 bulan mendatang atau sekitar Maret hingga April 2024 mendatang.
Komentar Via Facebook :