Home / Ekonomi / Merayu Petani Sawit Budidaya Ikan Sistem Bioflok Tambah Penghasilan
Merayu Petani Sawit Budidaya Ikan Sistem Bioflok Tambah Penghasilan

Sistim Bioflok bisa menjadi tambahan petani kelapa sawit. Foto Ist.
Bengkulu, katakabar.com - Petani kelapa sawit dirayu membudidayakan ikan lele sistem bioflok di Provinsi Bengkulu. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu yang mengajak para petani kelapa sawit budidaya ikan lela sistem bioflok untuk tambah penghasilan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Syafriandi menjelaskan, beberapa petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko saat ini sudah menerapkan budidaya ikan sistem bioflok.
"Kami telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah di Bengkulu agar terus mengajak petani sawit melakukan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok," ujarnya, dilansir dari laman elaeis.co, pada Minggu (5/11) kemarin.
"Kita berharap semakin banyak petani sawit di Bengkulu ikut membudidayakan ikan dengan sistem ini, maka kesejahteraan mereka semakin meningkat dan mendorong produksi ikan lele di daerah," jelasnya.
Sistem bioflok, ulas Syafriandi, salah satu teknik budidaya lewat rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme bisa secara langsung meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Di mana, prinsip kerja bioflok mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen menjadi massa lumpur atau sludge.
Cara ini didapatkan dengan menggunakan bakteri pembentuk flok yang memiliki sifat biopolymer polihidroksil alkanoat sebagai ikatan bioflok tersebut.
"Untuk di Provinsi Bengkulu, sistem budidaya ini sudah diterapkan di Kabupaten Mukomuko," ceritanya.
Penerapan sistem bioflok, tutur Syafriandi, mampu menjadikan hasil panen melonjak tiga kali lipat dibanding budidaya biasa. Sistem bioflok ini hemat air, sebab tidak ada pergantian air tapi hanya memerlukan penambahan air sedikit setiap hari saja serta bisa memelihara dengan kepadatan tinggi.
"Kalau bandingkan dengan budidaya sistem konvensional, sistem bioflok ini tidak banyak memakan tempat sehingga untuk daerah perkotaan juga sangat cocok diterapkan," ucapnya.
Inovasi teknologi budidaya ikan ini, katanya lagi, membuat penggunaan pakan lebih efisien. Dengan metode bioflok, hanya memerlukan 0,8 hingga 1,0 kg pakan ikan, sedangkan sistem budidaya konvensional membutuhkan pakan lebih dari itu.
"Harapannya, semakin banyak petani sawit yang ikut budidaya lele untuk memenuhi kebutuhan ikan di Provinsi Bengkulu dan meningkat gizi masyarakat," sebutnya.
Komentar Via Facebook :