Home / Hukrim / Seabrek Kasus UINSU Terus Mengalir
Seabrek Kasus UINSU Terus Mengalir
MEDAN | KATAKABAR
Kasus pengaturan proyek atau kegiatan pembangunan di lingkungan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tahun Anggaran (TA) 2021 dan kasus jual beli jabatan yang ditangani Pidsus Kejatisu. Kini proyek di TA itupun menyisakan ‘borok’ yang menganga.
Salahsatunya adalah proyek Pembangunan Drainase di lingkungan Kampus I Sutomo UINSU TA 2021. Kondisinya tampak memprihatinkan, soalnya duit UINSU yang digunakan untuk membangun drainase itu seperti tak bermanfaat.
Setidaknya, dari amatan beberapa waktu lalu, Drainase di Kampus I Sutomo UINSU persisnya di depan Masjid Ulul Albab dan di sisi gedung Musa Rajekshah (Ijeck), tampak air hujan yang menggenang.
Menggenangnya air hujan dan tak mengalir itu, terlihat terhalang oleh bangunan Balkon Gedung Ijeck. Parahnya sisi hulu maupun hilir dari drainase yang terputus oleh bangunan balkon tersebut terlihat digenangi air.
Dan dilihat dari struktur bangunan, tampak kalau drainase itu belakangan dibangun atau dicor ketimbang berdirinya balkon yang menutupi jalannya air tersebut. Artinya pembangunan drainase itu melompati balkon yang sebelumnya telah berdiri.
Bahkan, salah seorang jamaah masjid yang melihat wartawan BIS membidikan photo kearah drainase yang tergenang itupun nyeloteh. “Cocok itu kau photo, bukan bangun drainase namanya itu, tapi bikin untuk tempak ternak ikan lele, soalnya airnya menggenang gitu,” celotehnya sembari meminta agak namanya tak dicantol.
Tak sampai disitu, jamaah yang sebelumnya itu terlihat keluar masjid usai sholat ashar itu pun menyinyiri pembanguna drainase itu. “Ini yang bangun drainase kurasa tak pakai tenaga insinyur, tapi pakai tenaga atlit lompat kodok, maka hasil bangunannya pun macem lompat kodok,” nyinyirnya.
Pria yang mengenakan busana ala koko itupun menyindir, dengan melompatnya pembangunan drainase itu dan kondisi air yang tergenang, balkon itu bisa berpotensi jadi tempat tengkrengan kodok, apalagi pada malam hari. “Kan sama-sama kita ketahui makhluk ampibi yang suka digenangan air salahsatu kodok,” bilang pria itu, memantapkan narasi miringnya.
Selain bangunan drainasenya melompati balkon, elevasi dari lantai drainase juga tak beres. “Kalau ditarik titik nol kemiringan lantainya pun diprediksi kuat tak mengikuti perhitungan konstruksi bangunan, buktinyakan jelas air saja tergenang dan sama sekali tak mengalir,” ulasnya.
Terkait hal itu, ketika dikonfirmasi Humas UINSU Yuni Salma belum berhasil, disinggung mengenai sumber dana dan nilai proyek lewat chat WhatsApp, namun tak berbalas sampai berita ini ditayangkan.
Sementara dari penelusuran, lewat LPSE Kementerian Agama, terlihat UIN Sumatera Utara Medan mengalokasikan anggaran pembangunan Drainase untuk di kampus I Sutomo Medan, senilai Rp500 juta, untuk TA 2021, sumber dana Badan Layanan Umum (BLU)
Menyikapi hal itu, Ketua LSM Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gertak) Hendra P Hutagalung mengatakan, berani kalilah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) UIN Sutomo itu menerimanya waktu serahterima bangunan drainase tersebut.
“Apalagi pembangunan itukan letaknya di seputaran kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan, kalaupun melompatnya bangunan drainase itu diakali lewat proses adendum, namunkan fungsi drainase jadi tak ada. Ini sama dengan gagal mutu, dan imbasnya pastilah uang negara mubajir dan tak berguna di pembangunan itu,” ulasnya.
Dia juga menegaskan, sudah sepatutnya Kejari turun melakukan pengusutan, jangan sampai muncul adagium miring ‘Yang jauh tampak tapi di depan mata tak terlihat’. “Begitupun dari informasi investigasi ini sudah layak untuk dilaporkan ke Kejari Medan,” tutupnya.
Sekadar mengingatkan, sekaitan dengan proyek UINSU, Kejatisu telah mengambil langkah hukum, adalah kasus pengaturan proyek TA 2021 yang tahapannya sudah penyelidikan dengan nomor Print-22/L.2/Fd.1/07/2021, serta telah memeriksa Adik Rektor SH.
Komentar Via Facebook :