Home / Sawit / Kapasitas Pabrik dan Kecukupan Pasokan CPO Kunci Sukses Program B50
Kapasitas Pabrik dan Kecukupan Pasokan CPO Kunci Sukses Program B50
Jakarta, katakabar.com - Ketua Working Group B50, Andi Nur Alam Syah menjelaskan, kapasitas pabrik, dan kecukupan pasokan bahan baku crude palm Oil (CPO) harus terjamin kunci kesuksesan program B50.
"Sejumlah tantangan ini yang terus membayangi upaya pengembangan program B50," ujar Andi, dilansir dari laman EMG, Ahad (8/9).
Padahal, kata Andi, biodiesel B50 upaya pemerintah menjamin ketersediaan energi dan kemudahan akses masyarakat terhadap energi dengan harga terjangkau dengan tetap memperhatikan kesejahteraan pekebun.
"Pemerintah sudah melakukan soft launching biodiesel B50 di Batulicin pada 18 Agustus 2024 sebagai upaya mendorong ketahanan energi nasional. Di mana ketahanan energi nasional melalui B50 ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani," jelas melalui siaran pers, Sabtu kemarin.
Untuk mendukung B50, ucap Andi, produksi CPO Indonesia harus meningkat. Saat ini hanya berkisar 46 juta ton.
"Perkebunan kelapa sawit, baik swasta, negara, dan rakyat, masih berpotensi ditingkatkan produktivitasnya di atas 50 juta ton tanpa harus menambah luasan areal," tuturnya.
Untuk mendukung peningkatan produktivitas, lanjut Andi,upaya yang bisa dilakukan melanjutkan, dan menggenjot program peremajaan sawit rakyat (PSR), penyediaan sarana dan prasarana, serta pengembangam SDM pekebun.
"BPDPKS harus berperan dalam pengembangan dan penguatan hilirisasi kelapa sawit seperti B50," harapnya.
Untuk B50, kata Andi lagi, ada stimulan dari APBN. Pemerintah sudah siapkan anggaran stimulan, tidak dari BPDPKS semua. Tapi, BPDPKS harus mendukung program perkebunan rakyat. Program di hulu harus tetap diperkuat untuk peremajaan sawit, sarana dan prasarana, serta penguatan SDM pekebun.
Untuk itu, harapnya, semangat kolaboratif dari semua pemangku kepentingan menjadi kunci pengembangan implementasi B50 yang melibatkan kementerian dan lembaga teknis baik di level pusat maupun daerah.
"Saya apresiasi APROBI dan GAPKI yang telah mendukung pemerintah menuju implementasi B50," terangnya.
Ditambahkannya, devisa untuk negara dari CPO tetap harus dijaga, bahkan harus mampu ditingkatkan. Tapi, hilirisasi dari produk kelapa sawit lainnya, seperti produksi biodiesel, harus meningkat dan tembus ekspor.
Diketahui, pemerintah terus berupaya mengatasi kendala terkait rencana produksi massal biodiesel dengan campuran minyak sawit 50 persen atau B50.
Komentar Via Facebook :