Home / Ekonomi / Potensi Sangat Prospek, Ini Luasan Perkebunan Kelapa Sawit di Madina
Potensi Sangat Prospek, Ini Luasan Perkebunan Kelapa Sawit di Madina
Panyabungan, katakabar.com - Potensi perkebunan kelapa sawit sangat prospek di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Hal ini bisa dilihat dari luasan perkebunan di 'Negeri Gendang Sembilan' nama lain dari Kabupaten Mandailng Natal.
Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal tahun 2021 lalu, lahan perkebunan yang dikelola rakyat seluas 15.912 hektar berstatus TM dari luas keseluruhan 19.086 hektar.
Lantaran itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mandailing Natal yang dinakhodai Sukhairi-Atika (SUKA) saat ini tengah berupaya keras menghadirkan investasi pendirian Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap (PMTU) di Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara.
"Upaya menghadirkan Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap (PMTU) berdiri di Kabupaten Mandailing Natal sudah dilakukan dari Januari 2023 lalu," dilansir dari laman website resmi Pemkab Mandailing Natal, pada Sabtu (9/9).
Konon kabarnya pabrik ini kelak didirikan satu perusahaan (investor) bersama sejumlah koperasi yang dibentuk para petani kelapa sawit.
Sejauh ini tim dari Pemkab Madina telah melakukan komunikasi dengan PT. Nusantara Green Energy (NGE) anak perusahaan PT. Agro Investama selaku investor.
Di sisi lain, tim Pemkab Madina tengah melakukan inventarisir para petani cikal bakal sejumlah koperasi di kawasan Pantai Barat untuk menjadi bagian pemegang saham pabrik.
Ini upaya meningkatkan nilai tambah bagi keluarga petani kelapa sawit, sebab selain memperoleh hasil dari kebun bisa menerima tambahan pendapatan yang berasal dari keuntungan pabrik.
"Selama tujuannya untuk peningkatan perekonomian, pemerintahan SUKA terus membuat terobosan dengan tetap mengedepankan potensi daerah," ujar Wakil Bupati Kabupaten Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution saat itu.
Terobosan- terobosan seperti ini kata Atika, terkadang butuh waktu. Itu sebabnya, kami berharap koordinasi yang bagus dan butuh support dari masyarakat.
"Mohon doanya tidak ada kendala yang terlalu berarti sehingga dapat segera terbangun apa yang kita canangkan," Wabup Madina ini optimis impian bisa terwujud.
Staf Khusus Bupati Madina Bidang Ekonomi, Irwan H. Daulay bersama Ketua Dewan Riset dan Inovasi Daerah, Irwansyah Nasution menimpali, kalau tidak ada kendala, pembangunan pabrik dimulai di pertengahan 2023n
PMTU ini berbeda dengan PMKS (Pabrik Kelapa Sawit) konvensional yang menghasilkan CPO. PMTU ini disebut dengan istilah Steam-less Palm Oil Teknologi dan Impurities Removal Unit (SPOT dan IRU) dengan menggunakan metode dry process (bukan wet process sebagaimana PKS konvensional).
Teknologi PMTU ini tidak menghasilkan limbah cair sawit (POME). Emisi karbon yang dihasilkan berkisar 79,1 persen lebih rendah dibandingkan dengan proses model PKS.
Produk yang dihasilkan disebut Super Palm Oil (SPO) dengan kandungan vitamin dan gizi tertinggi diantara semua minyak makan yang ada di bumi ini.
Turunan dari SPO ini disebut “functional products” lantaran berkemampuan untuk menurunkan masyarakat kekurangan gizi dan stunting (kerdil).
Saat ini pabrik pertama yang dikembangkan PT. NGE sedang dalam tahap pembangunan di Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi bersama dengan koperasi yang didirikan para petani sawit dan ditargetkan sudah produksi tahun 2023 ini.
Cerita Irwan, dari komunikasi dengan PT NGE, beberapa tahapan yang perlu segera dipersiapkan Pemkab Mandailing Natal, yakni pembentukan tim dari unsur pemerintah daerah, meliputi OPD dan instansi yang berurusan dengan perencanaan daerah, kebun sawit rakyat, pendirian koperasi petani sawit, sisi perdagangan, pertanahan dan perizinan.
"Tim bertugas untuk mendata luasan kebun sawit rakyat yang berstatus Tanaman Menghasilkan (TM). Soalnya, untuk pendirian satu pabrik membutuhkan kebun seluas 3.500 hektar. Di mana tingkat produktivitas tanaman sawit berkisar diatas 20 ton Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit per hektar per tahun.
"Kalau belum tercapai di level itu, perlu langkah-langkah remediasi agar para petani bisa memperoleh pendapatan yang baik (Poverty Alleviation)," jelasnya.
Kelak sambung Irwan, para pemilik kebun berhimpun dalam satu atau dua koperasi yang nantinya berperan sebagai pemasok TBS dan sekaligus sebagai pemilik usaha PMTU ini bersama PT. Agro Investama.
Kehadiran pabrik ini kelak diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sawit baik dari harga TBS yang lebih stabil di atas harga pasar maupun keuntungan sebagai pemilik saham bersama pihak PT. NGE Agro Investama.
Tak kalah penting tambahnya, bagi Kabupaten Madina dapat memenuhi kebutuhan sendiri minyak sawit bermutu tinggi bermerk lokal ramah lingkungan dan memasarkannya bagi daerah sekitar dan luar negeri.
Komentar Via Facebook :