Home / Nasional / Tantangan Jadi Hambatan Petani Peroleh STDB dan ISPO
Tantangan Jadi Hambatan Petani Peroleh STDB dan ISPO
Jakarta, katakabar.com - Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) salah satu langkah dan solusi untuk memperkuat perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Tapi, langkah solusi ini dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Menurut Ketua Umum Perkumpulan Forum Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (Popsi), Pahala Sibuea, petani masih bertanya implementasi dan manfaat ISPO.
Hal ini bukti sosialisasi tentang ISPO lewat dinas terkait di daerah tidak berjalan maksimal. Bahkan pengertian dan pemahaman dinas perkebunan daerah tentang ISPO masih minim.
"Pengetahuan proses tentang ISPO dari hulu hingga hilir wajib mestinya diketahui dinas. Lantaran peran dinas sangat fundamental," ujarnya dilansir dari laman elaeis.co, pada Sabtu (9/9).
Sisi lain kata Pahala, petani masih sulit pengurusan STDB disebabkan mekanisme dinilai berbelit-belit. Dari catatan saya, untuk pengurusan STDB ini petani wajib melampirkan pembayaran PBB, dan membayar biaya proses sertifikasi ISPO, serta audit yang di luar kemampuan sebagian besar petani. Bila mengusulkan ke Badan Pengelola Fana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memakan waktu cukup panjang.
Tantangan lain, terkait adanya perbedaan tafsir Penerapan Prinsip dan Kriteria (P&C) ISPO pada auditor yang berdampak pada sulitnya pemenuhan dokumen di tingkat kelompok. Soal mitra misalnya, ada yang menyebutkan diharuskan ada pula yang tidak.
Terus, perlunya Auditor Internal atau internal Control System (ICS) yang bertanggung jawab terhadap prinsip dan kriteria ISPO di kelompok dan koperasi pekebun, sebutnya.
Komentar Via Facebook :